Cilegon, CNO – Ketua HIPMI Cilegon Akhmad Suhandi mengaku, pengusaha di Kota Cilegon sulit bertahan di masa pandemi. Hal ini diperparah dengan kondisi resesi yang membuat sektor usaha menjadi lesu.
Hal ini dikatakan Suhandi usai melantik Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi (HIPMI-PT) Kota Cilegon, Senin (16 November 2020).
“Kalau bicara resesi sebelumnya juga dampaknya sudah terasa. Tapi kita sebagai pengusaha yang paling penting bagaimana caranya bisa bertahan,” kata Ketua HIPMI Cilegon.
Suhandi menyarankan kepada para pengusaha untuk tidak melakukan investasi yang kurang penting demi bertahan pada masa resesi ini hingga kondisi ekonomi kembali normal.
“Jangan sampai berinvestasi yang engga penting, mendingan ditahanlah. Atau punya usaha jangan serakah, semua diambil pada kenyataannya susah sendiri, pelan-pelan aja. Kalau kondisi sekarang, bertahan lebih baik,” ucapnya.
Ketua HIPMI Cilegon juga meminta pengusaha untuk mengoptimalkan pekerjaan yang ada sehingga mampu mengembalikan kepercayaan serta menciptakan kondusifitas meski pertumbuhan ekonomi nasional melemah.
Suhandi juga mengaku, pandemi yang berimbas pada terjadinya resesi faktanya berdampak cukup signifikan terhadap para anggota HIPMI Cilegon.
“Dimaksimalkanlah bagaimana caranya kita bisa bertahan. Anggota banyak yang berdampak. Kalau kolaps belum pernah dengar kita, tapi berdampak mah ada, karena mereka komunikasi sama kita,” tuturnya.
Ketua HIPMI Cilegon juga mengatakan, bantuan pemerintah bagi sektor UMKM diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekonomi di masa pandemi.
“Anggota HIPMI enggak ada yang mengajukan (bantuan UMKM) karena didominasi sektor jasa. Saya yakin di tahun pandemi ini, bantuan ini harus efektif,” ujarnya.
(*Fer/Red)