Cilegon, CNO – Salah seorang kader Partai Golkar menyebut, pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) V DPD II Partai Golkar Kota Cilegon pada Kamis (24 Desember 2020) ini terkesan sembunyi-sembunyi.
Pernyataan bernada kecewa ini ditulis Ahmad Yusdi di akun Facebooknya dan hingga berita ini ditulis, sudah mendapat 130 komentar serta 47 suka.
“Hari ini katanya DPD II Partai Golkar Kota Cilegon menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda). Salah satu fungsi musda adalah memilih ketua dan kepengurusan yang baru,” tulis Yusdi di akun Facebooknya dan Cilegon News sudah mendapat izin untuk mengutip.
Lebih lanjut Yusdi mengatakan, berbeda dengan musda sebelumnya, musda kali ini terkesan sembunyi-sembunyi seolah ada yang ditakuti.
“Apakah penyelenggara takut sosok Sahruji akan muncul dan mencalonkan diri jadi ketua? Mana bisa dia nyalon, kan udah dipecat. Kalau sudah dipecat ngapain kalian takut?” katanya.
Pria yang sudah puluhan tahun menjadi kader Partai Golkar ini mengatakan, musda berfungsi sebagai alat konsolidasi partai, mengevaluasi kekalahan di pilkada dan merencanakan program-program penguatan partai guna kemenangan selanjutnya.
“Laah ini gimana mau melakukan konsolidasi. Jangankan melibatkan rakyat yang mendukung, pengurus partainya aja pada gak diundang. Piye tho jal?,” tuturnya.
Sebagai bahan renungan, Yusdi memberi contoh keteladanan kepemimpinan dari pemimpin Golkar Cilegon terdahulu, Alm. Tb. Aat Syafaat. 28 Februari 2000, Tb. Aat Syafaat terpilih secara demokratis di DPRD menjadi Wali Kota Cilegon mengalahkan Chaeron Muchsin.
Menurutnya, Chaeron yang berpasangan dengan Ahyadi Yusuf didukung oleh mayoritas birokrat, mulai dari kepala desa hingga pejabat tinggi di pemerintah Kota Cilegon.
“Setelah kemenangannya, Pak Aat tidak serta merta melakukan “pembersihan” terhadap pendukung lawan politiknya itu. Akan tetapi beliau merangkul semua lawan-lawannya itu bekerja bahu membahu membangun Cilegon,” tuturnya.
Langkah tersebut, kata Yusdi tak membuat Aat takut dikhianati atau digerogoti dari dalam oleh lawan-lawan yang ia rangkul bahkan memberi kepercayaan penuh kepada orang-orang tersebut.
“Pemerintahan di bawah kepemimpinannya pun berjalan dengan penuh wibawa. Kekuatan merangkul kawan maupun lawan lah kekuatan yang sesungguhnya untuk memimpin di Cilegon ini,” tulisanya.
(*Fer/Red)
Discussion about this post