Cilegon, CNO – Kritikan kembali datang terkait pengangkatan dua pejabat baru di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Cilegon, PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PT PCM).
Selain disebut telah melanggar aturan, pengangkatan dua politisi Golkar ini dinilai juga sarat kepentingan politik menjelang Pilkada Cilegon 2020.
Ketua DPP Gerakan Mahasiswa (Gema) Al-Khairiyah, Faisal menyebut, kebijakan itu demi kepentingan politik kubu petahana di Pilkada Cilegon.
Menurut Faisal, ada irisan kepentingan calon petahana Ratu Ati Marliati, yang kini menjabat wakil wali kota, terkait pengangkatan Fakih Usman dan Budi Mulyadi.
“BUMD yang seharusnya untuk kesejahteraan masyarakat, kedepan tentu akan masuk muatan dan kepentingan politik kelompok tertentu, terutama untuk mensukseskan bakal calon petahana,” katanya.
Selain melanggar aturan, Faisal menyebut hal itu juga tidak baik untuk performa dan nilai perusahaan.
“Kami khawatir ada misi terselubung dalam menempatkan politisi Golkar di tubuh BUMD Cilegon ini,” ujar Faisal dalam siaran persnya.
Gema Al-Khairiyah juga mempertanyakan mekanisme pengangkatan direktur dan Komisaris PT PCM yang baru ini, yang disebutnya tidak dilakukan seleksi secara terbuka.
“Sepertinya Pemkot Cilegon mengabaikan kaidah-kaidah transparansi dan good governance,” ucap Faisal.
Faisal menyatakan, sesuai PP No. 54 Tahun 2017 tentang BUMD, pasal 39 menyebutkan bahwa pemilihan dewan pengawas atau komisaris dilakukan melalui proses seleksi.
“Seleksi terbuka sangat penting untuk menghasilkan sosok direksi dan komisaris yang profesional dan sesuai kriteria pengembangan bisnis kedepan,” ujarnya.
Hal yang sama juga diberlakukan untuk pemilihan direksi BUMD. Menurut Faisal Pasal 58 ayat 2 di PP tersebut dinyatakan bahwa seleksi dilakukan oleh lembaga profesional.
“Tapi kok kita tidak pernah tahu dan mendengar proses seleksi PT PCM ini. Ada apa sebenarnya?,” imbuh Faisal.
Diketahui saat ini ada tiga politisi Partai Golkar yang memegang jabatan strategis di PT PCM.
Mereka adalah Arief Rivai Madawi, Direktur Utama PT PCM, Budi Mulyadi dan juga Fakih Usman.
(*Sap/Red)
Comments 2