Cilegon, CNO – Sekretaris MPC Pemuda Pancasila (PP) Kota Cilegon, EW Dahlan memprotes pencopotan yang disertai perobekan atribut organisasinya di Posko PP Kelurahan Deringo, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon.
Pencopotan dan perobekan yang dilakukan oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan ini merupakan bagian dari penertiban Alat Peraga Kampanye (APK) pasangan calon yang dilakukan sejak Kamis (1 Oktober 2020) lalu.
EW Dahlan mengatakan, yang dilakukan oleh Panwas Kecamatan ini disebutnya tebang pilih lantaran masih ada atribut kampanye dari pasangan calon nomor urut 2, Ratu Ati Marliati-Sokhidin tetap terpasang.
“Gambar itu adalah atribut organisasi Pemuda Pancasila dan terpasangnya juga di rumah, itu posko PP di Deringo, tapi sampai sesadis itu dicopot dan dirobek oleh Panwas. Padahal kerja mereka tidak adil, atribut kampanye pasangan calon nomor 2 masih banyak yang tidak dilepas dan dibiarkan,” ujarnya, Jumat (2 Oktober 2020) malam.
Bahkan menurutnya, anggota organisasinya telah menyampaikan protes karena Panwaslu tebang pilih dalam penertiban APK ini, namun jawaban dari Panwaslu Kecamatan dinilai tidak masuk akal dan terkesan mengada-ada.
“Kami sampaikan kepada mereka, kenapa masih banyak APK milik paslon Ati-Sokhidin dibiarkan terpasang dan tidak dicopot oleh Panwas, tapi masa jawaban mereka karena petugas kelelahan. Jelas-jelas ini patut diduga ada keberpihakan dari Panwas,” jelasnya.
Dia juga mempersilakan Panwas melakukan tugasnya melakukan pencopotan APK di jalan protokol dan ditempat-tempat yang melanggar ketentuan, tapi tidak dengan cara dirobek.
“Ini pelecehan namanya. Kalau yang di jalur protokol, di tempat-tempat melanggar, kami bisa maklum. Tapi ini kan di rumah, di posko organisasi, kok masih juga diambil bahkan dirobek. Sementara kami punya bukti masih banyak atribut Paslon nomor 2 yang dibiarkan,” katanya.
Guna menguatkan pernyataannya, Dahlan juga menunjukan video rekaman protes yang dilakukan anggotanya dengan Panwas Kecamatan Citangkil.
Berdasarkan rekaman video itu, personel Panwas Kecamatan Citangkil mengaku upaya penertiban APK memang kurang maksimal karena keterbatasan personel.
“Kalau ada yang tersobek, mungkin karena petugas kami tidak sengaja, karena mungkin memang kelelahan sebab dari kemarin melakukan penertiban, dengan jumlah personel yang terbatas sedangkan penertiban ini ditarget harus selesai besok,” kata salah seorang personel Panwas dalam video tersebut.
(*Fer/Red)