Cilegon, CNO – LSM Banten Monitoring Perindustrian dan Perdagangan (BMPP) akan melakukan aksi besar-besaran menyikapi hujan debu batu baru dari proses produksi blast furnace PT Krakatau Steel (KS).
Tak tanggung-tanggung, aksi massa ini akan digelar selama lima hari berturut-turut, 23 – 28 Desember 2019 dan diikuti 2.000 massa gabungan dari anggota LSM BMPP dan masyarakat terdampak.
Ketua LSM BMPP Deni Juweni mengatakan, aksi ini merupakan buntut kekecewaan masyarakat terhadap PT Krakatau Steel dan DPRD Kota Cilegon.
“Nanti tanggal 23 Desember 2019, kita akan demo di KS massanya ribuan dan di DPRD Kota Cilegon jumlah massanya sekitar 700-an secara bersamaan,” kata Juweni, Rabu (18/12/19).
Ia mengungkapkan, aksi demo di DPRD Kota Cilegon dilakukan lantaran pihaknya kecewa terhadap DPRD Kota Cilegon yang dinilainya diam saat peristiwa ini terjadi.
“Pabrik yang lain mah sampai malangin mobil dinasnya, giliran ini, ada apa? Kok responnya telat, makanya kita akan demo disana (DPRD) juga,” katanya tegas.
Juweni menilai, pendirian posko kesehatan untuk warga yang terdampak hanya sebagai alibi untuk menutupi kesalahan PT Krakatau Steel.
“Kalau cuma posko kesehatan itu cuma alibi doang untuk menutupi aibnya,” tuturnya.
Meskipun mendapat kritik tajam dari berbagai pihak, menurut Juweni manajemen PT Krakatau Steel masih bungkam atas peristiwa ini.
Seperti diketahui, pencemaran udara akibat debu batu bara dari proses produksi blust furnace PT Krakatau Steel memapar lima kelurahan di Kecamatan Citangkil dan Ciwandan, Kota Cilegon, Jumat (13/12/19).
Lima kelurahan yang mengalami hujan debu diantaranya Kelurahan Samangraya, Kubangsari, Lebak Denok, Warnasari, dan Deringo. Sedangkan dua kelurahan, Warnasari dan Samangraya menjadi lokasi terparah.
(*Fer/Red)