Cilegon, CNO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, musim hujan kali ini datang lebih cepat dari periode normalnya tahun ini. Beberapa wilayah di Indonesia bahkan sudah memasuki musim hujan pada bulan Agustus dan awal musim hujan ini akan mengalami perbedaan di beberapa wilayah.
“Kemudian kapankah awal musim hujan? Bervariasinya pola curah hujan di Indonesia menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi secara bersamaan,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam Konferensi Pers Prakiraan Awal Musim Hujan Tahun 2024/2025 secara daring.
Dari total 699 zona musim (ZOM), Dwikorita menyebut 75 ZOM atau 10,7 persen wilayah memasuki musim hujan di September. Kemudian, 210 ZOM atau 30,04 persen wilayah Tanah Air akan memasuki musim hujan pada Oktober, dan 181 ZOM atau 25,9 persen wilayah akan memasuki musim hujan pada November.
Lebih lanjut, pemantauan terhadap anomali iklim global hingga September 2024 menunjukkan beberapa kondisi. Pemantauan di Samudera Pasifik menunjukkan ENSO pada kondisi netral dengan indeks sebesar minus 0,29. Sedangkan di Samudera Hindia, pemantauan IOD menunjukkan kondisi netral dengan indeks positif 0,27.
“Kondisi ENSO fase netral diprediksi berpeluang menuju La Nina lemah mulai Oktober 2024. Sementara itu kondisi IOD diprediksi akan tetap netral setidaknya hingga awal tahun 2025,” tutur Dwikorita.
Menurut Dwikorita, wilayah yang mengalami musim hujan lebih cepat dari rerata klimatologisnya mencakup sebagian besar Pulau Sumatra, pesisir utara Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), serta sebagian besar Papua.
“Jika dibandingkan dengan rerata klimatologisnya yaitu rerata klimatologis pada periode 1991 hingga 2020, sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami awal musim hujan yang maju atau lebih cepat yaitu sebanyak 267 zona musim (ZOM) atau 38 persen,” jelas Dwikorita.
Sedangkan menurut Deputi Bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan, ada sejumlah alasan mengapa hujan di Tanah Air datang lebih cepat. Salah satu yang berperan dalam kondisi ini adalah fenomena iklim La Nina.
“Jadi kalau kita simak memang La Nina saat ini belum terjadi, tetapi kita prediksi nanti akan segera terjadi walaupun dengan intensitas lemah. Lalu kalau kita lihat juga di wilayah Indonesia, ini kondisi suhu muka lautnya cukup hangat. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan mayoritas daerah zona musim memasuki awal musim hujannya lebih awal,” kata Ardhasena.
(*Fer/Red)