Cilegon, CNO – Sejak Jumat (13/12/19) pagi, lini masa media sosial di Cilegon ramai dengan postingan mengenai debu batu bara yang mencemari lingkungan warga di Kecamatan Citangkil.
Debu batu bara ini terkonfirmasi berasal dari proses produksi blust furnace PT Krakatau Steel yang lokasi tak jauh dari wilayah terdampak.
Dikabarkan Cilegon News, seorang warga pingsan dan puluhan lainnya mengalami sesak napas lantaran menghirup udara yang terpapar debu batu bara.
Dikutip dari Safety Sign, debu batu bara termasuk salah satu jenis debu paling berbahaya. Debu berukuran 0.1-10 mikron paling mudah terhirup pada saat seseorang bernapas.
Debu berukuran lebih dari 5 mikron akan mengendap di saluran napas bagian atas, debu berukuran 3-5 mikron akan menempel di saluran napas bronkiolus, sedangkan yang berukuran 1-3 mikron akan sampai di alveoli.
Setiap debu batu bara yang masuk ke sistem pernapasan bagian dalam atau paru-paru bagian dalam tidak bisa dikeluarkan oleh sistem mekanisme tubuh secara alami, maka debu tersebut akan tinggal selama-lamanya di dalam paru-paru.
Debu batu bara termasuk jenis fibrogenic, yakni jenis debu yang sangat beracun dan dapat merusak paru-paru serta memengaruhi fungsi atau kerja paru-paru.
Bagi pekerja tambang yang setiap harinya terpapar debu batu bara bisa membahayakan paru-parunya. Terpapar debu batu bara secara berlebih atau dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan pneumokoniosis.
Dalam bahasa awam, penyakit akibat paparan debu batubara disebut paru-paru hitam (black lung disease) atau coal worker’s pneumoconiosis (CWP).
CWP atau pneumokoniosis batu bara terjadi akibat terhirupnya debu batu bara secara berlebih atau dalam jangka waktu yang lama.
Pneumokoniosis batu bara dibedakan atas bentuk sederhana (simpleks) dan terkomplikasi (kompleks) atau Progressive Massive Fibrosis.
Pneumokoniosis sederhana terjadi karena inhalasi debu batu bara saja. Gejalanya hampir tidak ada, sesekali hanya menimbulkan batuk ringan.
Sedangkan, pneumokoniosis terkomplikasi ditandai gejala pernapasan pendek, batuk berdahak yang cenderung menetap, dahak berwarna hitam, hingga bengkak di kaki dan tungkai.
(*Fer/Red)