Cilegon, CNO – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) dikabarkan sedang menggarap proyek pemasangan Enclosed Ground Flare (EGF) terbaru. EGF merupakan teknologi suar yang diklaim aman dan tanpa asap.
Teknologi ini kabarnya dapat meminimalisir dampak operasional terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar dibandingkan penggunaan suar (flare) konvensional.
Manager CSR PT CAP, Abraham Sinathrawan, membenarkan kabar tersebut dan EGF ini akan beroperasi dalam beberapa bulan kedepan.
“Suar tanpa asap ini akan berfungsi untuk meminimalisir proses pembakaran gas dan mengurangi timbulnya pembakaran dengan api,” kata Abraham.
Dihubungi terpisah, konsultan proyek konstruksi EGF, Andry, menjelaskan bahwa teknologi ini merupakan pilihan tepat sebagai upaya untuk meminimalisir dampak negatif lingkungan.
“Teknologi EGF ini ramah lingkungan karena aktivitas flaring ke depannya tidak akan lagi menghasilkan asap pekat ke udara,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa suara bising, panas, dan emisi cahaya selama proses start-up pabrik berlangsung atau saat terjadi kegiatan operasional yang diluar dari kebiasaaan juga akan berkurang.
Teknologi EGF di Chandra Asri direncanakan memiliki kapasitas pembakaran sebesar 220 ton hidrokarbon per jam dan disebut menyerap total investasi sebesar US$14 juta atau Rp 212 miliar. Proyek ini diharapkan akan selesai tahun ini.
Aktivitas flaring PT CAP dalam beberapa hari terakhir memang menjadi perbincangan lantaran debu pekat yang turun ke pemukiman saat hujan turun.
Selain itu, sejumlah rumah warga mengalami retak-retak dan diduga akibat aktivitas flaring ini.
(*Fer/Red)