Cilegon, CNO – Manager CSR PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Abraham Sinathrawan membenarkan bahwa perusahaan kimia milik Prajogo Pangestu ini sedang melakukan start-up disalah satu pabriknya.
Akibat dari proses ini, Abraham mengatakan pihaknya mengantisipasi dapat saja terjadi proses flaring pada tanggal 4-6 April 2020 yang perlu dilakukan untuk menjaga keamanan dari pabrik dan juga lingkungan sekitar.
“Proses ini berfungsi untuk mengurangi tekanan yang ada dalam perangkat pabrik, maka dilakukanlah pembakaran gas atau disebut flaring,” kata Abraham.
Proses ini, kata Abraham dikalim telah dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku, yakni tekanan dan suhunya diukur agar sesuai standar keamanan.
“Kami juga mengikuti patokan praktik-praktik terbaik tata kelola operasional pabrik baik di skala nasional maupun internasional,” katanya.
Dalam melakukan proses ini, Abraham mengatakan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait dan masyarakat.
“Kami sudah melayangkan surat pemberitahuan sesuai prosedur yang ada kepada para pihak-pihak terkait, dan juga kepada warga sekitar,” ucapnya.
Sebagai pabrik kimia yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai obyek vital nasional, Abraham mengatakan, PT Chandra Asri berkomitmen untuk menjadi industri yang mendukung pembangunan dan juga berdampak positif bagi masyarakat.
“Kami juga senantiasa mendengarkan masukan dari warga sekitar dan melakukan pertemuan tatap muka dalam waktu 1×24 jam pada saat warga bertanya,” klaimnya.
Selain itu, sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap warga, Senin (4 April 2020) PT Chandra Asri juga menyalurkan paket beras dan masker untuk 1.000 kepala keluarga di sekitar pabrik.
“Dalam rangka Ramadhan dan mengantisipasi pandemi COVID-19. Ini merupakan bentuk komitmen dan kepedulian kami terhadap masyarakat,” katanya.
Aktivitas flaring PT CAP dalam beberapa hari terakhir memang menjadi perbincangan lantaran debu pekat yang turun ke permukiman saat hujan turun.
Selain itu, sejumlah rumah warga mengalami retak-retak yang diduga akibat aktivitas flaring ini.
(*Fer/Red)