Cilegon, CNO – Sejumlah organisasi masyarakat dan LSM menilai PT Selago Makmur Plantation tidak menghargai SDM lokal. Mereka beralasan, perusahaan yang berlokasi di dua wilayah berbeda yaitu Kota Cilegon dan Kabupaten Serang ini merekrut karyawan dari luar daerah.
Diutarakan Ketua Karang Taruna Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang Eka Yulianto, selain tidak menghargai SDM lokal, PT Selago Makmur Plantation juga tertutup soal peluang usaha sehingga kebijakan manajemen perusahaan tersebut dinilai tidak adil.
“Awalnya kami warga sangat mendukung dan berharap besar terus tumbuhnya industri di sekitar kami agar bisa membawa kebaikan. Tapi faktanya bertolak belakang dari harapan itu,” kata Eka, Senin (15 Maret 2021).
Ia mencontohkan, tahun lalu perusahaan ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap puluhan karyawan lokal namun justru PT Selago Makmur Plantation merekrut karyawan dari luar daerah. “Ini kan sudah menyakiti kami warga sekitar,” katanya.
Hal yang sama diungkapkan Ketua Pemuda Pancasila PAC Kecamatan Anyar, Ues Abu Bakar. Dia bahkan menuding perusahaan ini melakukan praktik nepotisme dan merendahkan SDM lokal dalam rekrutmen tenaga kerja.
Berdasarkan informasi yang ia dapat, PT Selago Makmur Plantation pada bulan Februari lalu melakukan rekrutmen karyawan baru yang jumlahnya sekitar 20 orang. Namun dari jumlah tersebut, masyarakat lokal hanya mendapat jatah 5 orang.
“Karyawan dari lokal hanya 5 orang, itu pun hanya dari Gunungsugih (Kecamatan Ciwandan, Cilegon), sedangkan dari wilayah Kecamatan Anyer tidak ada yang diterima. Ini jelas pelecehan dan menganggap rendah kualitas SDM lokal,” ujarnya.
Ues juga mengaku manajemen PT Selago Makmur Plantation selama ini menutup komunikasi dengan mereka. Oleh karena itu, sejumlah elemen masyarakat di Kecamatan Anyer akan bergabung untuk melakukan aksi sebagai bentuk protes.
Menurut penilaiannya, PT Selago Makmur Plantation telah melakukan diskriminasi terhadap pekerja dan pengusaha lokal yang dibuktikan dengan banyaknya tenaga kerja dan vendor dari luar daerah.
“Ada indikasi kuat, beberapa oknum manajemen bersikap nepotisme, menutup peluang usaha dan menganaktirikan potensi lokal di Anyer khususnya. Kami sudah mulai marah, dan jangan salahkan kami jika kami akan turun aksi dan mengusir mereka dari tanah kami ini,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua LSM Putera Selat Sunda (PASS), Aang Noh mengaku masih berharap agar manajemen PT Selago Makmur membuka diri dan mau mengakomodir keinginan warga Kecamatan Anyar.
“Agar rasa keadilan pekerja dan pengusaha lokal bisa terpenuhi, kami ingin dilakukan musyawarah bersama antara kami warga dengan pihak perusahaan secepatnya, dengan tujuan mencari solusi yang terbaik,” ujarnya.
Ia mengaku, dirinya dan masyarakat berharap saat perusahaan ini berdiri dapat menciptakan lapangan kerja dan lapangan usaha. Namun harapan tersebut kandas lantaran PT Selago Makmur Plantation tidak mengakomodir potensi pengusaha dan pekerja lokal.
“Harapan besar warga di Anyer hanya menjadi angan-angan saja karena pada praktiknya PT Selago Makmur selama ini tidak mengakomodir potensi lokal dengan selayaknya,” ucapnya.
(*Fer/Red)