Cilegon, CNO – Perang urat saraf antara dua bakal calon (balon) Wali Kota Cilegon terjadi pada enam bulan sebelum pelaksanaan Pilkada Cilegon 23 September mendatang.
Perang urat saraf ini melibatkan Ali Mujahidin (Mumu) dengan bakal calon petahana, Ratu Ati Marliati yang masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota Cilegon.
Perang urat saraf diawali beberapa pernyataan Ratu Ati saat pengukuhan tim pemenangan dan relawan Ratu Ati Marliati di halaman kantor DPD Partai Golkar Cilegon.
Sedangkan balon dari jalur perseorangan, Ali Mujahidin meminta kepada pihak yang tersinggung dengan tagline Dinasti dan Korupsi Harus Terhenti jangan sensitif dan emosi.
Selain itu, Ali Mujahidin juga mempertanyakan pernyataan balon petahana yang menyebut dirinya anak pejuang.
“Silahkan saja namanya juga ngaku-ngaku toh masyarakat juga tahu fakta yang sesungguhnya. Sebenarnya yang bersangkutan itu anak pejuang? apa anak koruptor? jawab lah yang jujur dan jangan dibolak-balik,” katanya, Minggu (8 Maret 2020).
Ali Mujahidin (Mumu) juga mengatakan, tagline yang diusungnya, merupakan kalimat sederhana, normatif dan tidak melanggar aturan serta tidak provokatif yang menyebabkan masyarakat tersinggung.
“Itu masyarakat yang mana ya? (yang tersinggung) Sama sekali tidak mengandung unsur provokatif,” kata Mumu.
Ketua Umum PB Al-Khairiyah ini juga menambahkan, jika balon petahana tak merasa, tentunya tidak tersinggung dengan tagline yang diusungnya.
“Jika ada bakal calon petahana mengusung tagline Sukses Cilegon Jangan Terhenti, itu silahkan saja. Tapi tentunya Dinasti & Korupsi Harus Terhenti. Jadi tidak perlu ada yang tersinggung jika dirinya tidak merasa,” tambahnya.
Mumu meminta kepada pihak yang tersinggung dengan tagline yang diusungnya sebaiknya jangan terlalu sensitif serta emosi dan diminta untuk introspeksi diri.
“Tidak perlu memandang tagline itu provokatif, karena nanti kalau disuruh buktikan provokatifnya dimana, hampir dipastikan yang bersangkutan nanti tidak bisa jawab,” sindirnya.
Ia juga mempertanyakan pihak yang merasa tersinggung dengan tagline Dinasti dan Korupsi Harus Terhenti yang diusungnya.
Menurutnya, jika ada pihak yang alergi dan sensitif dengan tagline tersebut, perlu dipertanyakan komitmennya menjadi bakal calon wali kota.
“Lalu yang bersangkutan mau menjadi kepala daerah itu tujuannya apa? Apa mau korupsi? Apa mau kolusi? Apa hanya mau memperkuat cengkraman dinasti dan korupsi?,” ujarnya.
Ditambahkan olehnya, dinasti, itu identik dengan nepotisme, dan nepotisme dilarang oleh negara, musuh negara dan diatur oleh undang-undang.
“Karena biasanya nepotisme itu mendekati perbuatan kolusi dan korupsi. Sedangkan Korupsi itu juga biasanya saling terkait dengan nepotisme yang esensinya adalah musuh negara dan musuh masyarakat,” ujarnya.
Mumu menjelaskan, bangsa ini telah sepakat bahwa korupsi, kolusi nepotisme itu harus dihentikan lantaran merusak tatanan kehidupan bangsa, negara dan masyarakat.
“Bukankah sumber masalah dan persoalan di Kota Cilegon ini juga adalah dinasti dan korupsi? Sedunia juga tahu kalau Kota Cilegon ini banyak masalah korupsinya,” katanya.
Sedangkan sehari sebelumnya, Ratu Ati Marliati saat mengukuhkan tim pemenangan dan relawan, Sabtu (7 Maret 2020), menyebut dirinya merupakan anak pejuang Kota Cilegon.
“Bahwa saya adalah anak pejuang, bukan anak dinasti turunan korupsi. Saya sampaikan bahwa sukses kita, sukses Cilegon, tak boleh henti,” kata Ratu Ati.
Pada kesempatan tersebut, Ratu Ati mengibaratkan bahwa ada banyak burung lain yang saat ini mulai terbang dan melakukan berbagai manuver di udara.
“Dari mulai cara-cara yang normal sampai dengan cara-cara yang tidak normal. Terdapat banyak indikasi berupa upaya-upaya provokatif untuk menjatuhkan saya sebagai kandidat,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Cilegon ini mengatakan, jika seseorang tidak cukup percaya diri untuk dianggap baik, maka yang dilakukan adalah memprovokasi masyarakat.
“Jalan yang paling mudah adalah memprovokasi warga dan berusaha membuat kesan bahwa orang lain jelek atau buruk. Inilah hari-hari yang saya alami belakangan ini. Dan mungkin akan terus berlanjut seiring waktu pilkada yang makin dekat,” ujarnya.
(*Sap/Red)