Cilegon, CNO – Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen organisasi mahasiswa Kota Cilegon melakukan penggalangan dana di sekitar Landmark Simpang Tiga Kota Cilegon, Sabtu (28/12/19).
Penggalangan dana ini dilakukan untuk membantu Pemkot Cilegon membayar pajak kendaraan dinas yang menunggak pajaknya.
Ketua HMI Cabang Cilegon Rickyl Amri menuturkan, aksi penggalangan dana ini merupakan bentuk kegelisahan dan keprihatinan mahasiswa lantaran adanya sejumlah mobil dinas yang menunggak pajak.
“Aksi ini juga merupakan suatu sindiran keras kepada pada Aparatur Sipil Negara (ASN) dari kami elemen mahasiswa yang selalu diabaikan baik dalam gerakan aksi demonstrasi maupun kritik melalui diskusi,” katanya.
Rickyl mengaku, selama kurang lebih satu jam melakukan aksi, pihaknya hanya mampu mengumpulkan dana sebesar Rp 35 ribu.
“Banyak pengguna jalan yang acuh dan tersenyum ketika membaca kardus yang bertuliskan aksi penggalangan untuk membantu Pemkot Cilegon bayar pajak,” katanya.
Hal itu terjadi karena menurut Rickyl, masyarakat sudah muak melihat perilaku pejabat sekarang.
“Nanti kita akan serahkan uang itu ketika aksi di awal tahun 2020 untuk mengingatkan janji-janji para pemangku jabatan,” ujarnya.
Ketua PC PMII Kota Cilegon Edi Junaedi menambahkan, mahasiswa berkomitmen untuk selalu bergandengan tangan dengan pemerintah Kota Cilegon.
“Kemarin ada informasi bahwa beberapa mobil dinas di lingkungan pemkot yang telat bayar pajak. Sekarang kami merespon hal tersebut dengan melakukan penggalangan dana untuk membantu membayar pajak kendaraan,” katanya.
Meskipun dana yang terkumpul jumlahnya tidak seberapa, namun menurutnya akan tetap diserahkan ke Pemkot Cilegon dan berharap kejadian serupa tidak terulang.
“Ya meski hanya bisa mendapatkan dana Rp 35 ribu tapi semoga berapapun nilainya bisa membantu. Pemerintah haruslah mencontohkan hal yang baik kepada warganya,” ujarnya.
Sedangkan Ketua DPC GMNI Syaihul Ihsan mengaku gelisah dengan kondisi tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan sesuatu yang tidak pantas untuk dijadikan contoh bagi masyarakat.
“Hal tersebut seolah menjadi penyakit yang membuat pesimis akan kinerjanya selama ini,” tambahnya.
(*Fer/Red)