Cilegon, CNO – Ketersediaan lahan pertanian di Cilegon yang terus menyempit tak menyurutkan semangat Muharoni, untuk bercocok tanam di lahan yang terbatas dengan teknik pertanian hidroganik.
Warga Lingkungan Sondol, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon ini, telah sebulan lebih mengembangkan sistem pertanian sawah modern tanpa menggunakan tanah dan lahan luas yang disebut pertanian hidroganik.
Memanfaatkan lahan seluas empat puluh meter persegi, Muharoni menanam padi varietas Ciherang sekaligus beternak 2000 ekor ikan lele di kolam kecil ukuran 12 x 2 meter di halaman rumahnya.
Saat mengunjungi lahan pertanian Maharoni Selasa (24 November 2020), terlihat pertanian hidroganik padi tumbuh diatas kolam terpal yang pengairannya dibantu dari pompa air listrik.
Muharoni menjelaskan, dengan bertani seperti ini, ia tak perlu banyak mengeluarkan biaya untuk perawatan tanaman padi maupun pakan ikan. Pasalnya, sistem pertanian modern berbasis tekhnologi ini mampu memangkas pengeluaran petani baik dari biaya pupuk ataupun pakan ikan.
Diakuinya, metode tersebut merupakan bantuan Pemerintah Provinsi Banten untuk dijadikan percontohan bagi warga agar mampu bercocok tanam di lahan yang sempit dan terbatas.
“Kalau seperti ini malah enggak ada kendala apapun yah kalau yang saya rasakan, karena padinya enggak butuh perawatan, enggak butuh pupuk ataupun pestisida terus lelenya juga ke pakannya enggak seberapa. Artinya secara pengeluaran ini bisa dipangkas dan lebih menguntungkan,” ujar Muharoni.
Ia menjelaskan, metode yang disebut urban farming tersebut, pertumbuhan ikan maupun padi lebih cepat daripada dengan sistem pertanian tradisional. Muharoni juga berharap, akan banyak warga yang mau mengembangkan sistem pertanian ini guna menunjang program ketahanan pangan.
“Lebih enak seperti ini, lebih gampang. Pertumbuhan padi dan ikan lebih cepat enggak banyak biaya perawatan dan segala macamnya,” tuturnya.
Menurutnya, masa panen pertaniannya hanya membutuhkan waktu 1,5 bulan, sedangkan waktu 1,5 bulan tersebut baru menghabiskan pakan 10 kilogram.
“Karena selain ditambah pakan, ikan juga mendapat nutrisi dari padi yang sirkulasi airnya dialirkan melalui pipa,” ucapnya.
Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Citangkil pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon Sofi Nur Prihatin menuturkan, metode urban farming di wilayah lahan terbatas bertujuan untuk tidak mematahkan semangat petani dalam mengembangkan sistem pertanian dengan teknologi modern.
“Dalam hal ketahanan pangan ini bisa memanfaatkan pekarangan salah satunya dengan metode hidroganik. Disini kita memanfaatkan dua inovasi, jadi bisa menghasilkan pangan dari padi dan meningkatkan gizi dari protein hewani dari ikan lele yag dibudiyakan di bawah kolam padi,” ujar Sofi.
Warga yang ingin menerapkan sistem pertanian tersebut, kata Sofi, bahan-bahan penyokong untuk sistem pertanian ini sangat mudah didapat. Bahan untuk membuat kolam ikan dan menanam padi banyak tersedia di pasaran ataupun bisa menggunakan barang-barang bekas.
“Ini cenderung cocok untuk pertanian perkotaan karena Cilegon ini arahnya urban farming yah, jadi teknik seperti inilah modernisasi. Jadi sekali mendayung dua tiga pulau terlewati,” ujarnya.
(*Fer/Red)