Cilegon, CNO – Banjir yang terjadi di Cilegon sejak Kamis (3 Desember 2020) dini berdampak terhadap ribuan jiwa dari 1.700 keluarga di Cilegon.
Data sementara yang didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon, ada sekitar 1.700 KK yang terdampak banjir yang tersebar di beberapa kecamatan di Cilegon.
Wali Kota Cilegon, Edi Ariadi mengaku, dua kecamatan di Kota Cilegon yaitu Kecamatan Ciwandan dan Kecamatan Jombang merupakan wilayah paling parah terdampak banjir.
“Paling parah memang di wilayah Ciwandan, karena di Ciwandan masuk wilayah jalan nasional,” kata Edi usai rapat gabungan dengan OPD terkait di Kantor BPBD Cilegon, Kamis (3 Desember 2020).
Dipaparkan olehnya, di Kelurahan Sukmajaya total ada 400 KK terdampak, Jombang sebanyak 468 KK dan Cibeber 153 KK. Sedangkan untuk Kecamatan Ciwandan, Citangkil, Cilegon dan Kecamatan Purwakarta masih dalam proses pendataan.
Edi mengaku, banjir yang terjadi kali lebih kecil dibanding banjir yang terjadi ditahun sebelumnya. Kendati demikian, Pemkot Cilegon terus mengantipasi terjadinya banjir susulan di Cilegon.
“Tetap antisipasi terus kita lakukan agar banjir susulan tidak kembali di Cilegon,” tutur Edi.
Pemkot Cilegon, kata Edi juga sudah menyiapkan dapur umum untuk warga terdampak diantaranya di Perumahan Metro Cilegon untuk wilayah Kecamatan Jombang dan Pasar Wisata untuk wilayah Kecamatan Ciwandan.
“Untuk di Pasar Wisata nantinya bisa mensuplay kemana-mana,” timpalnya
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Cilegon Erwin Harahap mengaku, terdapat 24 titik banjir di Cilegon akibat hujan deras sejak Rabu (2 Desember 2020) malam hingga Kamis dini hari.
“Paling parah di Ciwandan dan Jombang. Pemkot Cilegon akan menyiapkan dapur umum dan tenda darurat,” ujar Erwin.
Erwin juga mengaku, BPBD Provinsi Banten akan membantu mengirimkan mobil dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga yang terdampak banjir.
Menurutnya, banjir di Cilegon terjadi lantaran curah hujan tinggi yang membuat beberapa saluran drainase tersumbat sehingga menyebabkan air sungai meluap.
Hingga kini, menurut Erwin, BPBD belum mendapat data kerusakan rumah, bangunan dan infrastruktur lainnya akibat terendam banjir.
(*Fer/Red)