Cilegon, CNO – Calon Wali Kota Cilegon dari jalur perseorangan Ali Mujahidin (Mumu) menilai selama ini pemerintah Kota Cilegon abai terhadap madrasah, pondok pesantren (ponpes) dan majelis ilmu.
Padahal menurut Mumu, madrasah dan ponpes merupakan benteng terakhir akhlaq dan peradaban masyarakat, karena di lembaga ini setidaknya menanamkan dan mengajarkan minimal 3 pondasi mental yang sangat bernilai.
“Pertama menanamkan tauhid dan aqidah, kedua mengajarkan ilmu dan tata cara ibadah dan ketiga mengajarkan adab dan akhlaqul karimah atau akhlaq mulia,” kata Mumu, Rabu (7 Oktober 2020).
Mumu menambahkan, pemerintah semestinya berlaku adil terhadap madrasah dan pondok pesantren karena di lembaga inilah peran mewujudkan moral dan akhlak mulia masyarakat dapat dioptimalkan.
“Selama ini pondok pesantren, madrasah di Kota Cilegon kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan seolah dipandang sebelah mata termasuk dengan tidak dilaksanakannya perda diniyah secara nyata,” ucap calon wali kota nomor urut 1 ini.
Mumu berujar, dengan beragam permasalahan di lembaga pendidikan tersebut, diperlukan terobosan mulia salah satunya dengan suporting APBD kepada madrasah, ponpes dan majelis-majelis ilmu di Kota Cilegon.
“Di Kota Cilegon perlu diperjuangan Bantuan Operasional Madrasah (BOM) atau bentuk bantuan anggaran lainnya dari APBD kepada madrasah, pondok pesantren dan mejelis-majelis ilmu,” kata Mumu.
Selain itu kata Mumu, perlu segera diperjuangkan juga honor guru madrasah atau guru ngaji yang saat ini hanya Rp 450 ribu menjadi Rp 1 juta, tentunya dengan peningkatan yang terus berkelanjutan.
“Tujuannya agar peran madrasah serta pondok pesantren di Kota Cilegon betul-betul maksimal dalam mewujudkan peningkatan kualitas moral dan akhlaqul karimah untuk generasi Cilegon Mulia,” kata Ali Mujahidin.
Melalui roles karse yang digagasnya, Mumu ingin madrasah dan ponpes menjadi lebih kuat, maju dan berkembang demi terwujudnya Cilegon yang mulia. “Termasuk majelis-majelis ilmu,” timpalnya.
(*Fer/Red)