Cilegon, CNO – Banjir melanda gerbang tol Cilegon Barat setinggi 30 cm, Senin 27 Januari 2020. Bukan hanya gerbang tol, banjir juga melanda sejumlah perkampungan di sekitar gerbang tol.
Banjir yang melanda gerbang tol dan perkampungan dekat tol ini belakangan ramai di jagat maya. Sejumlah pengguna Facebook di Cilegon saling berbalas komentar terkait banjir tersebut.
Salah satu postingan yang menarik di Facebok terkait banjir di gerbang tol dan perkampungan sekitar adalah tulisan yang diunggah oleh pemilik akun Haikal Ayie Fatihi.
Dalam unggahan yang diberi judul “Kenapa terjadi banjir di Ciore Kwista dan Cipinang, Kelurahan Grogol Kecamatan Grogol?”, Haikal menyoroti pembangunan jalan tol Tangerang-Merak, yang menurutnya menjadi salah satu musabab terjadinya banjir di tempat tinggalnya.
Cilegon News meminta izin untuk mengutip tulisannya dan pria ini memberi izin mengutip unggahannya tersebut.
“Saya lahir tahun 1982, dan saat saya usia SD kelas 1 (Tahun 1988), orang tua saya sudah membangun rumah dilokasi sekarang. Saat rumah tersebut berdiri kami tidak pernah mengalami banjir seperti sekarang, walaupun didekat rumah kami ada kali/sungai,” kata Haikal dalam postingannya.
Menurut Haikal, pada saat proyek jalan tol dibangun, warga sudah berulang kali mengajukan protes kepada pengelola jalan tol, Marga Mandala Sakti, bahwa saluran air sungai di bawah jalan tol itu terlalu kecil.
“Saat itu, kami sudah berulang kali sampaikan bahwa gorong-gorong berdiameter kurang lebih 1 meter tersebut tidak akan mampu menampung dan melanjutkan aliran air sungai karena di hulunya saat itu mencapai ketinggian diatas 5 meter,” katanya.
Menurutnya, pada saat unjuk rasa, ketika itu warga juga menyampaikan bahwa sungai itu bukan selokan warga, tapi aliran air dari gunung dan pesawahan di atasnya sehingga derasnya air tidak bisa diprediksi apalagi jika intensitas hujan besar.
“Protes warga diabaikan sampai akhirnya jalan tol diresmikan. Sejak saat itulah wilayah kami jadi langganan Banjir,” katanya.
Persoalan banjir, menurutnya, perlu ada diskusi dengan melibatkan banyak pihak baik perwakilan warga maupun unsur pemerintah dan yang lebih penting adalah menghadirkan operator jalan tol, PT Marga Manda Sakti.
“Marga Mandala Sakti yang menurut saya adalah pihak yang telah menghalangi aliran sungai sehingga menyebabkan terjadinya banjir di terowongan Cipinang,” ujarnya.
(*Fer/Red)