Cilegon, CNO – Talas beneng merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan Provinsi Banten yang sudah diekspor ke beberapa negara di dunia.
Melihat peluang tersebut, mantan anggota DPRD Kota Cilegon periode 2014-2019, Rebudin, tergerak untuk mengembangkan komoditas tersebut di Cilegon lantaran banyak lahan tidur di daerah ini.
“Saya membaca, komoditas unggulan Provinsi Banten itu 3 item, salah satunya talas beneng. Sehingga kami terinisiasi, kami kumpulkan 131 kelompok tani di Cilegon,” kata Rebudin usai peresmian Desa Gratieks (Gerakan Tiga Ekspor) di Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Rabu (25 November 2020).
Dikatakan olehnya, Desa Gratieks merupakan salah satu program yang sedang digalakkan Kementerian Pertanian yang targetnya adalah 1.000 Desa Gratieks di Indonesia.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa lakukan (peresmian Desa Gratieks) untuk Cilegon dari salah satu komoditas yaitu talas beneng,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Talas Beneng (Asputaben) Kota Cilegon ini.
Rebudin mengaku baru satu bulan ini membudidayakan talas beneng di lahan seluas 1 hektar dan akan diperluas lantaran masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan.
“Kami lakukan di Kelurahan Gerem, Kelurahan Rawa Arum, Kelurahan Grogol, 1,2 hektar. Karena populasinya permeter 1 sehingga sudah diangka 12 ribu bibit,” katanya.
Dia berharap, di tahun 2021 nanti lahan seluas 5 hektar yang telah ada dari beberapa kelompok tani tersebut bisa tertanami.
“Mudah-mudahan Cilegon yang hamparannya ribuan hektar ini dapat memanfaatkan potensi ini,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kota Cilegon Arum Kusnila Dewi mengaku Cilegon memiliki potensi besar untuk pengembangan komoditas talas beneng lantaran masih banyak lahan kosong yang tidak berfungsi.
“Potensi untuk lahan yang di tegakan ada kurang lebih 4.000 hektar di perbukitan dan lahan datar ada 1.100 hektar. Kita akan manfaatkan untuk kebutuhan lokal dan ekspor,” katanya.
Arum mengaku, selain pengembangan secara mandiri, pihaknya juga akan menjalin kerjasama dengan beberapa pihak diantaranya dinas terkait, perhutani dan swasta untuk mengembangkan talas beneng di Cilegon.
“Kita manfaatkan lahan-lahan tidur ini. Ekspor dari Cilegon belum ada, nah ini yang akan kita bangun dengan karakteristik tanaman yang mudah beradaptasi dan tidak perlu lahan terbuka,” tuturnya.
Dikatakan oleh arum, pihaknya menargetkan di tahun 2023 atau 2024 sudah mengekspor komoditas talas beneng dari Cilegon.
“Mulai tahun besok (2021) kita mulai banyak melakukan pembibitan, tahun 2022 mulai ekspor daun dan 2023 kita ekspor keduanya, umbi dan daun rajangan,” ucapnya.
(*Fer/Red)