Cilegon, CNO – Sejumlah nelayan di Kota Cilegon mendatangi gedung DPRD Kota Cilegon, Kamis (24 Juni 2021). Kehadiran mereka ke gedung wakil rakyat itu untuk mendiskusikan nasib nelayan yang mulai terpinggirkan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon Tatang Tarmidzi mengungkapkan, sejak tahun 2011 akses nelayan untuk melaut sering berpindah-pindah ke lokasi milik industri.
Selain itu, para nelayan yang berlabuh di wilayah tersebut juga tidak memiliki tempat tambat perahu sehingga mereka bimbang akibat himpitan industri.
“Kondisinya sudah terombang-ambing bertahun-tahun pastinya, dari 2011 pindah kesana, pindah kesini. Kemarinnya ke Cabot, sekarang pindah lagi aksesnya ke Osaka. Ini menimbulkan kebimbangan nelayan,” kata Tatang.
Tatang mengungkapkan, selama ini belum ada pembelaan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap nelayan. Bahkan bantuan atau akses titik tambatnya pun tidak diakui.
Diungkapkannya juga, banyak lokasi berlabuh nelayan yang hampir semuanya bersinggungan dengan lahan milik industri.
Oleh sebab itu, Tatang meminta akses jalan dan tempat tambat nelayan di wilayah ini untuk segera dikukuhkan agar para nelayan tidak terganggu oleh industri.
“Besok akan kita tinjau langsung, kepemilikannnya punya siapa dan solusinya bagaimana. Kedepan kami minta jangka panjangnya akses nelayan itu diluruskan, tapi kalau jangka pendeknya mudah-mudahan dalam satu dua minggu ini aksesnya baik,” katanya.
(*Fer/Red)