Cilegon, CNO – Calon Wali Kota Cilegon, Ali Mujahidin (Mumu) turun tangan menengahi potensi konflik antar kelompok masyarakat yang terjadi di Cilegon.
Mumu pertemukan beberapa kelompok diantaranya Brigade Al-Khairiyah, pimpinan Adad Musadad, Ketua RW 06 Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Ahmad Juhadi dan Karang Taruna setempat, Rabu (18 November 2020).
Hal ini dilakukan Mumu lantaran sempat muncul isu terjadi ketegangan antara masyarakat dan kalangan industri di Cilegon baru-baru ini, terkait usaha scrap baja di PT Krakatau Osaka Steel (KOS).
Kedua kubu ini sempat berencana menggelar unjuk rasa di PT KOS yang mana kedua kelompok masyarakat tersebut berada pada kubu yang saling berseberangan.
“Pertemuan Pak Juhadi dan Adad ini untuk menyepakati kebersamaan tanpa aksi, dan akan ditindaklanjuti dengan dialog selanjutnya. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Semuanya bisa dikomunikasikan dengan cara minum kopi bareng,” kata Mumu saat ditemui wartawan di kantornya.
Dia juga menegaskan, jika terpilih memimpin Kota Cilegon, pemerintah akan bersama-sama dengan masyarakat membangun sinergitas dengan dunia usaha dan industri.
“Kami menjamin dan disepakati iklim investasi dan industri di Cilegon harus kondusif. Soal aksi ada aturan undang-undangnya, boleh-boleh saja, tapi iklim usaha dan ekonomi di Cilegon harus tetap kondusif agar pembangunan berjalan baik,” ujarnya.
Dikatakan juga olehnya, untuk membangun sinergitas antara masyarakat dengan industri, dibutuhkan komitmen pemerintah yang baik dan kepemimpinan yang mengerti dan memberi solusi.
“Industri telah memberikan manfaat buat masyarakat, hanya pemerintah ya harus open, jangan acuh agar sinergi masyarakat dengan industri tercipta baik,” katanya.
Sementara itu, Adad dan Juhadi mengaku akan lebih membangun harmonisasi dan komunikasi yang terbuka untuk saling menghargai.
“Harmonisasi dan silaturahmi jauh lebih penting dari segalanya. Kita ikuti saran dari Pak Haji Mumu untuk kebaikan bersama,” ungkap Juhadi.
Juhadi juga mengakui bahwa masyarakat Kota Cilegon semuanya bersaudara. Kedepan harus terus dibangun kebersamaan dan sikap saling menguatkan agar mendapatkan perhatian dari pemerintah maupun industri.
“Saya bersama Kang Adad menyadari bahwa bagaimana pun kami ini bersaudara. Kota Cilegon ini dipersatukan oleh keluarga besar Al-Khairiyah, tentu kami tidak mau diadu domba oleh pihak-pihak luar yang cari keuntungan semata dan merusak masyarakat,” ujarnya.
Juhadi juga menjelaskan, dirinya dengan Adad Musadad sempat berbeda pandangan karena ada pihak ketiga yang coba mengadu domba.
“Alhamdulillah kami punya sosok Haji Mumu sebagai tokoh yang bisa mempersatukan dan mengayomi semua. Insya Allah kedepan Cilegon akan lebih kondusif jika beliau memimpin,” imbuhnya.
(*Sap/Red)