Cilegon, CNO – Aksi demo mahasiswa dari Front Mahasiswa Kota Cilegon yang digelar di depan kantor Wali Kota Cilegon, Kamis 20 Februari 2020, berujung ricuh.
Kericuhan ini dipicu oleh kekesalan mahasiswa lantaran Wali Kota Cilegon Edi Ariadi tidak mau menemui mereka.
Awalnya demo mahasiswa dalam refleksi satu tahun kepemimpinan Wali Kota Edi Ariadi ini berlangsung tertib. Mahasiswa berorasi menyuarakan 13 tuntutan, salah satunya meminta pemerintah segera menyelesaikan masalah banjir.
Setelah kurang lebih 2 jam menggelar orasi, mahasiswa meminta wali kota menemui mereka untuk melakukan dialog.
Namun setelah ditunggu-tunggu, orang nomor satu di Cilegon ini tidak hadir sehingga mahasiswa membakar ban bekas yang diletakkan di dalam keranda.
“Sampai jam 16.00 WIB belum hadir, makanya kita terpaksa bakar ban,” ujar koordinat aksi, Sabawi.
Melihat mahasiswa membakar ban bekas, aparat kepolisian yang mengawal aksi ini berusaha memadamkan namun dihalangi mahasiswa.
Tiba-tiba dari kerumunan mahasiswa muncul polisi membawa alat pemadam dan berhasil memadamkan api. Kericuhan polisi dan mahasiswa pun tak terhindarkan.
Namun aksi saling dorong antara polisi dan mahasiswa ini tak berlangsung lama.
Dua orang mahasiswa yang dianggap sebagai provokator sempat digelandang ke Mapolres namun beberapa waktu kemudian dilepaskan.
Pantuan Cilegon News, sejumlah mahasiwa terlihat mengalami luka memar di beberapa bagian tubuhnya.
(*Sap/Red)