Cilegon, CNO – Belum juga dapat persetujuan dari para pengelola dan pemilik hotel di Cilegon, Pemerintah Kota Cilegon telah menyiapkan dana sebesar Rp. 3,4 miliar untuk bayar hotel.
Dana ini rencananya digunakan Pemkot Cilegon untuk menyewa hotel sebagai tempat isolasi mandiri bagi warga Cilegon yang berstatus Orang Tanpa Gelaja (OTG).
Asda II Kota Cilegon, Tb. Dikrie Maulawardhana berharap, dengan cara ini, pemerintah dapat memantau aktivitas warga yang berstatus OTG sehingga bisa menekan laju penyebaran COVID-19.
“Jadi APBD meng-cover semua biaya yang dibutuhkan untuk isolasi mandiri dan itu bagian dari tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakatnya. Kamarnya, makannya, dan perawatan medisnya. Jadi ada tim dokter yang nanti meng-cover semuanya,” ujar Dikrie, Jumat (25 September 2020)
Kendati demikian, dari hasil rapat yang digelarnya bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cilegon, PHRI baru akan melakukan koordinasi dengan pengelola hotel Senin (29 September 2020).
Lebih lanjut, Dikrie menuturkan, ketika warga melakukan isolasi mandiri di hotel, pemerintah akan menjamin kesehatannya lantaran dikontrol langsung oleh tim kesehatan, termasuk konsumsinya.
Sementara itu, Ketua PHRI Kota Cilegon Syarif Ridwan mengaku belum bisa memastikan hotel mana saja yang akan menerima tawaran tersebut. Sedangkan persoalan harga, pihaknya menyerahkan kebijakan itu kepada masing-masing manajemen hotel.
“Itu kami nyerahkan kepada masing-masing manajemen saja karena disitu kan beda hotel bintang, non bintang, dan lain-lain dengan standarnya,” kata mantan anggota DPRD Cilegon ini.
Ia meminta, apabila kerjasama tersebut berlanjut, Pemkot Cilegon tidak berlama-lama membayar biaya sewanya karena kondisi saat ini sangat berdampak langsung pada sektor perhotelan.
“Sebisa mungkin pembayaran dan lain-lain bisa lebih cepat, tidak tertunda – tunda. Itu keinginan kami,” katanya.
The Royale Krakatau Menolak
Terpisah, manajemen The Royale Krakatau Hotel Cilegon menolak dijadikan tempat isolasi mandiri bagi warga Cilegon yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) seperti yang direncanakan pemerintah.
Padahal sebelumnya, hotel ini disebut-sebut sebagai salah satu tempat untuk isolasi mandiri bersama sejumlah hotel mewah lainnya di Cilegon.
General Manager The Royale Krakatau Hotel Budy Setyawan mengaku ingin tetap fokus dalam menjaga iklim investasi yang masuk ke Kota Cilegon. Kendati demikian, ia tetap menghormati kebijakan Satgas COVID-19 Kota Cilegon.
“Di satu sisi saya juga harus bisa menjaga pelanggan-pelanggan hotel kita. Jadi berangkat dari misi didirikannya hotel itukan sebagai supporting kawasan industri, kalau bisa, hotel kita fokus bagaimana melayani investor yang akan masuk di Kota Cilegon,” kata Budy.
Budy mengaku, pihaknya sebenarnya tertarik dengan ajakan untuk keselamatan warga itu. Akan tetapi, bisnis hotel harus memiliki rencana jangka panjang dan komitmen agar pelanggan setianya bisa tetap nyaman menggunakan jasanya.
“Pertama kita harus menjaga komitmen. Sebab bisnis itu menjaga komitmen kepercayaan pelanggan. Harapannya setelah covid ini selesai itu bisa bangkit tanpa harus image yang awalnya isolasi mandiri seandainya kita menerima isolasi mandiri,” tutur Budy.
Budy yakin, Wali Kota Cilegon akan memaklumi keputusannya tersebut, pasalnya di Cilegon masih banyak hotel yang bisa dijadikan tempat isolasi mandiri itu.
“Harapan saya sih, harus disediakan satu hotel khusus yang bersih dari corona sehingga investasi masih tetap mengalir ke Cilegon, sehingga perekonomian dan pertumbuhan kota masih tetap terjaga,” katanya.
(*Fer/Red)