Cilegon, CNO – Wakil Ketua Bidang Informasi dan Politik DPD PAN Kota Cilegon Didi Iskandar menyebut banjir yang terjadi dihampir sebagian besar wilayah Cilegon merupakan kado menjelang pilkada.
Oleh karenanya, Didi pertanyakan kesiapan pemerintah dalam menghadapi bencana tahunan yang sering melanda di Cilegon saat musim hujan tiba.
“Ini sangat parah karena mencapai 6 kecamatan dan korban sampai 1.700 KK. Tentu ini juga jadi PR buat pemimpin yang terpilih di Pilkada ini,” kata Didi, Sabtu (5 Desember 2020).
Banjir yang kembali terjadi dan menurut Didi terparah sepanjang 9 tahun terakhir khusus di Kecamatan Ciwandan dinilai akibat minimnya keseriusan Pemerintah Kota Cilegon dalam mengantisipasi banjir.
“Mungkin Wali Kota Cilegon tak punya sense of crisis terhadap masyarakatnya,” kata Didi menambahkan.
Harusnya, kata Didi, pemimpin Cilegon memiliki empati terhadap masyarakat lantaran banjir yang terjadi memiliki dampak besar baik materi atau non materi.
Sebelumnya, Muhammad Ibrohim Aswadi (MIA) juga menyebut bahwa banjir yang terjadi pada Kamis (3 Desember 2020) merupakan bencana terparah sepanjang 9 tahun terakhir khususnya di beberapa wilayah di Kecamatan Ciwandan.
Menurut MIA, banjir disekitar Pintu Air, Penauan dan Kebanjiran Kecamatan Ciwandan terjadi sejak pukul 02.00 WIB dan dibeberapa titik ada yang ketinggiannya mencapai 2 meter.
“Kekhawatiran masyarakat akan terjadinya banjir rutin sudah sering kita sampaikan kepada pemerintah daerah dan pihak industri disaat belum memasuki musim penghujan,” katanya.
Ia berharap dengan informasi tersebut, pemerintah bersama industri melakukan penataan, normalisasi, pengerukan lumpur dan pelebaran di sepanjang sepadan aliran sungai dari hulu sampai ke hilir.
“Saya sebagai anggota DPRD Fraksi Persatuan Demokrat dan anggota komisi II, mendorong dan sekaligus mendesak kepada pemerintah daerah agar segera melakukan penataan, normalisasi, pengerukan lumpur dan pelebaran di sepadan daerah aliran kali dari hulu JLS terus sampai ke daerah hilir,” katanya.
Selain itu katanya, perlu juga gorong-gorong rel kereta api yang ada di Pintu Air, Penauan dan Kebanjiran diperlebar, termasuk gorong-gorong Jalan Raya Cilegon-Anyar tepat di Pintu Air, Penauan dan Tegalratu.
“Disamping itu pula, dibeberapa titik di areal industri KS, dari Kubangwelut menuju PT. KDL perlu dibuat sodetan baru yang langsung menuju ke laut lepas,” tuturnya.
Dia juga mengusulkan agar beberapa wilayah yang kondisi wilayah sangat rendah agar dibuatkan tandon yang berfungsi untuk menampung debit air yang cukup tinggi.
“Sebelum diteruskan, dibagi dan kemudian dibuang laut lepas. Semoga ini menjadi alternatif solusi disatu sisi, disisi lain, hal tersebut juga selalu menjadi aspirasi setiap kami melakukan reses,” katanya.
MIA berharap, permasalahan banjir rutin tahunan di Cilegon ini bisa segera dapat diselesaikan dengan baik dan bersama-sama antara pemerintah dan industri.
“Pihak pemerintah bisa mengajak duduk bersama membangun komunikasi untuk menggandeng industri sebagai (pihak) yang memanfaatkan wilayah hilir untuk diajak bersama memikul beban yang ada,” ucapnya.
(*Fer/Red)