Cilegon, CNO – Anggota DPRD Kota Cilegon dari Partai Amanat Nasional (PAN) Masduki, tidak menyangka dirinya dapat duduk menjadi wakil rakyat mewakili masyarakat di dapil II Ciwandan-Citangkil.
“Saya seperti ini ya ngga menyangka, bukan hanya saya tapi masyarakat juga. Saya dari keluarga pas-pasan, makan aja dari hasil tani tapi ya berkat kegigihan itu,” Kata Masduki saat berbincang santai di salah satu kafe di Cibeber, Kamis (14 Januari 2021).
Masduki mengaku terlahir di keluarga sederhana. Namun dorongan orang terdekat, terutama orang tua merupakan hal utama yang telah mengajarkannya agar memiliki semangat dan keyakinan tinggi.
“Ya orangtua selalu bilang harus punya semangat dan optimis (keyakinan),” ujarnya.
Masduki pernah menjadi santri di salah satu pesantren di Rangkasbitung. Semasa pesantren ini ia didorong orangtuanya sebab sebagai anak pertama harus menjadi tauladan bagi adiknya.
“Orangtua saya suruh saya di pesantren dan jadi contoh untuk adiknya, kan anak pertama. Kalau orangtua bilang betah atau tidak, saya selalu jawab betah,” ungkapnya.
Jenjang pendidikan selanjutnya ditempuhnya di Kota Bandung. Semasa kuliah ia banyak terlibat aktif di kegiatan kampus dan pernah merasakan menjadi ketua senat dan berkecimpung di organisasi ekternal kampus.
“Dulu semasa kuliah di Fakultas Dakwah semester empat pernah dicalonkan jadi ketua senat dan saingannya senior, alhamdulillah saya terpilih. Di organisasi ekstra kampus ya ikut demo juga,” tuturnya.
Proses tersebut benar-benar dijalaninya penuh serius, apalagi ia dapat belajar politik di masa-masa tersebut. Menurutnya politik merupakan media dakwah yang mana ia harus peka terhadap masalah sosial.
“Ilmu politik kan masuk ke ilmu sosial, jadi kalau ada politikus yang tidak peka terhadap sosialnya itu bukan politikus,” timpalnya.
Ditambahkannya, saat menjadi anggota DPRD Kota Cilegon ia harus siap melayani masyarakat dan politik menurutnya merupakan bagian dari dakwah.
“Dulu saya alergi tapi sekarang kan engga malah jadi media dakwah. Ini ada korelasinya dengan politik. Rasul juga kan ada strategi dakwahnya, hikmah, idho hasanah dan mujadalah,” katanya.
(*Fer/Red)