Cilegon, CNO – Lagi-lagi kebijakan Wali Kota Cilegon Edi Ariadi mengangkat adik kandungnya, Maman Mauludin menjadi Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah Kota Cilegon mendapat kritik keras.
Sekretaris Jendral MPC Pemuda Pancasila (PP) Kota Cilegon Eka W. Dahlan menyebut Wali Kota Cilegon tak punya rasa malu ketika adik kandungnya dilantik sendiri olehnya menjadi Pj. Sekda.
“Orang bisa menafsirkan kewajaran berdasarkan rasa. Kok bisa-bisanya ngga punya rasa malu ketika melantik adiknya sebagai sekda,” katanya, Sabtu (10 Oktober 2020).
Ditambahkan olehnya, pemerintah sedang berusaha melakukan reformasi birokrasi dan menerapkan good governance di pemerintahan yang saat ini penerapannya sudah terlihat baik.
Sedangkan di Kota Cilegon, menurutnya saat ini sedang diupayakan menjadi lebih baik, transparan tapi malah diciderai dengan pelantikan Maman Mauludin menjadi Pj. Sekda.
“Ternyata pemerintah daerah masih belum berubah, walaupun tidak semuanya, tapi arahnya begini-begini terus. Gimana mau berubah cilegon ini kalau sebentar adiknya, sebentar keponakannya, ngga profesional jadinya, subyektif melulu,” ujarnya.
Eka juga menambahkan, selama ini pemerintah selalu mengedepankan kepentingan subyektif sehingga muncul anggapan slogan akur sedulur Kota Cilegon seperti dalam kasus Pj. Sekda.
Menurutnya, masih banyak birokrat Cilegon yang lebih mumpuni untuk mengisi posisi tersebut walaupun lagi-lagi wali kota melihat secara subyektif bahwa Maman dianggap paling layak, paling baik dan punya prestasi.
“Kalau dilakukan secara prosedural boleh kalau dia muncul sebagai ASN yang berprestasi, bolehlah pegang (jabatan) itu. Ini kan ngga juga, apa prestasinya. Urusan aset apa sudah benar,” ucapnya.
Eka juga mempredikasi, Maman Mauludin akan didorong menjadi sekda definitif lantaran saat ini dia juga ikut seleksi terbuka calon Sekda Cilegon.
“Dia sudah jadi Pj, dianggap dia paling baik dong. Ketika yang didorong jadi defitif orang lain kira-kira mungkin ngga? Saat ini dia yang dianggap layak dan punya prestasi oleh wali kota,” tutur Eka.
Disebutkan juga olehnya bahwa pengangkatan Maman sebagai Pj. Sekda ini memiliki korelasi dengan pilkada Cilegon.
“Pastinya ada lah (korelasi) dengan pilkada, bisa jadi ini untuk mensukseskan inkumbent di pilkada. Nuansa politiknya cukup kental,” tambahnya.
Mengacu Peraturan Presiden terkait pengangkatan penjabat sekda ini, Eka menyebut gubernur hanya menyetujui atas usul dari pemerintah kabupaten dan kota.
“Tapi dia (wali kota) bilang ini kan provinsi. Memang usulan itu bisa ditolak bisa juga disetujui oleh provinsi, tapi kan faktanya sudah disetujui dan tidak mungkin akan ditolak karena dia (wali kota) Nasdem wilayah. Nuansa politiknya kuat juga,” katanya.
(*Fer/Red)