Cilegon, CNO – Edi Ariadi resmi meninggalkan jabatannya sebagai Wali Kota Cilegon per hari ini. Selama memimpin Cilegon, Edi mengaku pembangunan di kota yang terletak di ujung barat Pulau Jawa ini belum maksimal.
Menurut Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Banten ini, pembangunan fisik dan prasarana di Kota Cilegon baru mencapai 80 persen dari program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Ya kalau RPJMD kita hitung dengan refocusing kemarin, saya kira hampir 80 persen tercapainya. Masih 20 persen terutama kalau di fisik prasarana,” kata Edi, Rabu (17 Februari 2021).
Edi beralasan, tidak maksimalnya capaian RPJMD itu disebabkan adanya pemotongan anggaran, seperti pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU) yang sebelumnya dialokasikan Rp 111 miliar untuk pembebasan lahan, namun dipangkas menjadi Rp 40 miliar.
Selain proyek JLU, Edi juga mengaku ada beberapa anggaran yang ikut dipangkas. Pemangkasan tersebut juga akan berimbas terhadap pencapaian wali kota yang akan menjabat setelahnya.
“Bagian wali kota yang baru juga sama pasti capaiannya di 2021 itu kurang. Karena dana-dana yang kita rapatkan dengan ibu wakil ketua juga hampir berapa miliar ya, DAK (Dana Alokasi Khusus), dana alokasi umum dipotong juga. DAU malah 8 persen,” paparnya.
Edi berharap, dengan kondisi tersebut masyarakat Kota Cilegon mendukung kebijakan pembangunan wali kota yang akan menjabat setelahnya seraya menambahkan bahwa Cilegon sudah sejajar dengan kota-kota besar di Indonesia.
“Udah sejajar kok, APBD juga udah Rp 2 triliun, PAD nya, kontribusinya hampir 40 persen ke APBD-nya, berartikan hebat,” ujarnya bangga.
(*Fer/Red)