Cilegon, CNO – Jalur penyeberangan Merak-Bakauheni yang berada di Selat Sunda berpontensi diterjang gelombang tinggi. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) potensi gelombang tinggi ini terjadi hari ini Selasa (27 Desember 2022) hingga esok pagi.
Mengutip situs pantauan pengawas gelombang maritim.bmkg.go.id, ketinggian gelombang di jalur penyeberangan tersibuk di Indonesia ini masuk dalam klasifikasi gelombang tinggi. Ketinggian gelombang di Selat Sunda antara 1,25 meter hingga 2,5 meter.
“Peringatan dini gelombang tinggi merupakan informasi prakiraan gelombang untuk 2 hari ke depan yang akan diinformasikan jika terjadi gelombang tinggi lebih dari 1.25 meter dan bertahan selama 12 jam ke depan di sekitar perairan Indonesia dan berlaku maksimal 2 hari sejak dikeluarkan dan diperbaharui setiap ada perubahan dan sebelum masa berlakunya habis,” bunyi keterangan peringatan BMKG.
BMKG juga menyarankan agar masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.
Kepala BMKG, Dwikorita mengatakan selama periode Natal dan Tahun Baru 2023 terjadi potensi hujan lebat dan gelombang tinggi dibeberapa wilayah. Hal ini terjadi akibat sejumlah dinamika atmosfer diantaranya, peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.
Selain itu, kata dia, meningkatnya intensitas seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatkan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
Dinamika atmosfer lainnya yaitu adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.
“Dan yang keempat, terpantaunya beberapa aktifitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial, kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur,” kata Dwikorita beberapa waktu lalu.
Dwikorita menuturkan, selain hujan lebat kompleksnya dinamika atmosfer berpotensi mengakibatkan gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada periode tanggal 21 – 27 Desember 2022 salah satunya adalah wilayah perairan Selat Sunda.
(*Fer/Red)