Cilegon, CNO – Pencak silat merupakan kebudayaan asli warisan leluhur bangsa Indonesia. Kesenian tradisional ini telah menjadi ciri kearifan lokal, identitas bagi kebudayaan nasional, yang tak terkecuali di Kota Cilegon.
Dalam sebuah kesempatan, Ketua DPRD Cilegon, Isro Mi’raj mengatakan pentingnya upaya pelestarian pencak silat daerah agar identitas bangsa dapat terus dikenal dan dibanggakan di berbagai tingkatan generasi, selain sebagai merupakan bentuk upaya penghormatan terhadap leluhur.
“Kita ingin budaya, tradisi dan kearifan lokal terkait pencak silat yang cukup dikenal di Kota Cilegon seperti Bandrong, Terumbu maupun TTKDH (Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir) dapat terus dilestarikan. Bagaimana kelanjutannya masih kita pertahankan dari generasi ke generasi karena itu adalah warisan dari leluhur kita,” kata Isro dalam Nagamas Culture Festival belum lama ini.
Menurut Isro, penghormatan terhadap leluhur melalui tradisi seni yang telah diwariskan dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya yakni dengan memberikan ruang dan apresiasi terhadap pegiat seni bela diri warisan tersebut.
“Pendekar punya peran penting dalam kemerdekaan khususnya di Banten. Maka kami harapkan ada perhatian lebih dari pemerintah daerah terkait keberlangsung budaya tradisional, kearifan lokal yang ada kita jaga dan pertahankan. Maka perlu perhatian lebih dari pemerintah daerah terkait keberadaan mereka, ini menjadi tanggungjawab kita bersama,” imbuhnya.
Politisi Golkar ini juga mengimbau pemerintah daerah agar turut melibatkan seluruh seniman pencak silat dan pendekar dalam berbagai agenda pembangunan daerah. “Ini yang tidak kalah penting, agar mereka selalu merasa terakomodir dan diakui keberadaannya,” harap Isro.
Menurut Isro, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya parlemen sudah berupaya konkret agar keberlangsungan seluruh seni dan budaya pencak silat di Kota Cilegon tetap dapat dilestarikan melalui penguatan di produk hukum daerah.
“Ini telah menjadi komitmen kami di DPRD, aturannya pun sudah kami buat dalam Perda Kepemudaan dimana kami sudah memasukkan pasal bagaimana kearifan lokal ini dapat terus terjaga, dengan dimasukkannya ke dalam kurikulum sekolah terkait dengan seni dan budaya,” jelas Isro.
(*Adv/Red)