Cilegon, CNO – Keberlangsungan pemasaran produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM saat ini masih terjebak dengan strategi the power of mouth. Dampaknya, produk UMKM kalah bersaing dengan beragam jenama terkenal dengan modal besar.
Hal ini diakui Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon, Nurrotul Uyun sehingga UMKM membutuhkan strategi khusus dengan memanfaatkan teknologi agar produk mereka bisa mendapatkan tempat di hati konsumen.
“UMKM kita rata-rata kurang menerapkan teknik promosi dan marketing di era digital. Banyak dari UMKM bergantung pada strategi mouth to mouth tanpa mencoba trik dan strategi promosi dan marketing lainnya seperti media sosial atau join dalam komunitas marketplace,” kata Uyun.
Walaupun menurut Uyun, strategi dari mulut ke mulut memiliki dampak besar dalam promosi suatu usaha terlebih usaha tersebut baru dan berbasis menengah ke bawah. Namun trik promosi seperti media sosial, bergabung dalam marketplace dapat lebih meningkatkan interaksi konsumen terhadap produknya.
Menurutnya, semakin banyak jaringan dan tempat untuk menampilkan produk akan lebih mudah mendekatkan produk mereka ke konsumen.
“Produk UMKM kita tidak kalah jauh dengan brand-brand ternama baik dalam segi kualitas dan penampilan namun yang sangat disayangkan adalah produk-produk UMKM kita banyak berfokus di bidang kuliner snack sementara yang dicari oleh pihak minimarket atau supermarket adalah bahan kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng, beras lokal, alat mandi dan lainnya,” tambah tutur politsi PKS ini.
Oleh sebab itu, Uyun mendorong para pelaku UMKM agar terus berinovasi dalam menciptakan banyak varian produk lokal terutama produk yang dibutuhkan setiap hari oleh masyarakat. Ia mencotohkan, produk yang masuk dalam kategori tersebut diantaranya minyak goreng, budidaya padi-padian lokal, sabun dari bahan alam yang hanya ada di Kota Cilegon dan produk lokal lainnya.
“UMKM Kota Cilegon harusnya dapat berkembang pesat dan menggerakkan roda perekonomian kotanya sendiri jika semua pihak baik dari wirausaha, pemerintah, investor dapat saling bergandeng tangan,” tambah Uyun.
Menurut Uyun, Dinas Koperasi dan UMKM dapat mengangkat, mempublikasikan dan memperkenalkan produk UMKM kepada masyarakat. Kemudian untuk urusan izin usaha Dinas Perindustrian dan Perdagangan agar mempermudah pendirian UMKM. Sedangkan DPRD dapat menjadi penyalur aspirasi dan pendengar keluhan dari pelaku UMKM yang ada di Kota Cilegon.
Dengan kolaborasi lintas sektor ini ia meyakini UMKM Kota Cilegon mampu berdiri tegak sehingga akan memberikan dampak besar bagi daerah. Jika UMKM tumbuh besar, dampaknya bukan hanya ekonomi namun dapat mengurangi pengangguran, serta munculnya pola pikir inovatif di masyarakat.
“Semua itu dapat dilakukan jika semua pihak pemerintah, DPRD, industri dan Pemilik UMKM saling berkolaborasi dan bergandeng tangan. Kita wujudkan bersama-sama UMKM Kota Cilegon yang high class dari waktu ke waktu,” ujarnya.
(*Adv/Red)